Dia
tegah berdiri di samping sebuah halte kumuh. Saat itu cuaca sedang mendung.
Perlahan tangannya menengadah, menakar pada langit akan selebat apa hujan yang
akan turun. Dia berharap cemas, semoga mendung itu berarak menjauh meninggalkan
tempatnya saat ini. Jangan
saat ini, pikirnya.
Angin
kian berhembus, kesejukan yang terasa menusuk bagi tubuh mungilnya. dia
terdiam. wajahnya menunduk pucat. air mata itu perlahan jatuh membasahi
pipinya. Air mata yang disertai turunnya rintik-rintik hujan.
Ia mulai
mendekap dirinya sendiri, “ ini dingin sekali”, katanya.
"ini
badai, aku ingin segera pulang. aku ingin terbaring di ranjangku yang
hangat", katanya pada dirinya sendiri seraya masih menitihkan air mata.
Dia
makin merapatkan kedua lengannya. tubuhnya mulai menggigil menahan hawa dingin
yang menusuk dari segala arah. Itu hanya rerintik, tapi masih saja dia merasa
bahwa itu badai.
dia
duduk mendekap diri di sudut halte, menunggu langkah kakinya memulai arah,
namun tak juga dia beranjak dari tempat duduknya. Masih saja ada yang
mengganggu pikirannya, Pulang ke mana aku hari ini ?...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar