Selasa, 08 Desember 2015

Dia..


Dia tegah berdiri di samping sebuah halte kumuh. Saat itu cuaca sedang mendung. Perlahan tangannya menengadah, menakar pada langit akan selebat apa hujan yang akan turun. Dia berharap cemas, semoga mendung itu berarak menjauh meninggalkan tempatnya saat ini. Jangan saat ini, pikirnya.
Angin kian berhembus, kesejukan yang terasa menusuk bagi tubuh mungilnya. dia terdiam. wajahnya menunduk pucat. air mata itu perlahan jatuh membasahi pipinya. Air mata yang disertai turunnya rintik-rintik hujan.
Ia mulai mendekap dirinya sendiri, “ ini dingin sekali”, katanya.
"ini badai, aku ingin segera pulang. aku ingin terbaring di ranjangku yang hangat", katanya pada dirinya sendiri seraya masih menitihkan air mata.
Dia makin merapatkan kedua lengannya. tubuhnya mulai menggigil menahan hawa dingin yang menusuk dari segala arah. Itu hanya rerintik, tapi masih saja dia merasa bahwa itu badai.
dia duduk mendekap diri di sudut halte, menunggu langkah kakinya memulai arah, namun tak juga dia beranjak dari tempat duduknya. Masih saja ada yang mengganggu pikirannya, Pulang ke mana aku hari ini ?...

Text Widget

Followers

Followers

Pages

Pages

Pages - Menu

Pages - Menu